Minggu, 26 April 2020

Dating Apps

Semua terasa berbeda sejak saat itu, dimana aku sedang mencoba hal yg sedikit konyol dikalangan kaum milenial. Pertama aku berpikir mungkin ini semua hanyalah sebuah hal yg sia-sia, selama berjalannya waktu aku mulai terlarut di dunia Dating Apps ini, dimana berbicara dengan lawan jenis ada sebuah perasaan yg menggebuh-gebuh. Kenapa aku tidak terjun ke dunia ini lebih dulu? Mungkin mencari pasangan bukan hal yg sulit bagi ku.

 Hari H nya pun terjadi malam ini, kami kencan buta di sebuah kafe ****** diiringi dengan musik jazz, lampu berwarna kuning, orang-orang berkasta, topik pembicaraan yg berat terdengar bisik-bisik. Diapun memperlakukan aku layaknya seorang wanita, seperti membiarkan ladies first, menuangkan whine ke gelas ku. Tidak terasa jam sudah menunjukkan jam 00.00 WIB. 

Kamipun memutuskan untuk menyudahi hari ini, diapun mencoba menawarkan jasa untuk mengantarku pulang, akupun dengan mudahnya menganggukan kepala ini. Dijalan semua terasa berwarna, ketawa-ketiwi, bujuk rayuan manis, perasaan inipun rasanya seperti kembang kempis karena senangnya bukan main. Tiba dikostan dia membukakan pintu mobilnya, aku merasa dari awal seperti layaknya putri kerajaan, apa ini rasanya menjadi tuan putri? Di depan pintu kostanpun dia berkata "Jangan bosan ya sama aku" dia berbicara begitu sambil malu-malu, ku jawab "bagaimana aku bisa bosan jika hari ini semua lebih berwarna karena dirimu?" terlontar begitu saja kalimat ini, aku tidak habis pikir bisa berbicara dengan lawan jenis dengan mudahnya, padahal aku tidak ada pengalaman sedikitpun soal percintaan. Apa mungkin karena dia termasuk tipe semua wanita ya? 

Keesokan harinya dia mengirimi pesan di Dating Apps "Hi, gimana semalam? Aku masih ingat persis bagaimana waktu malam yg kita habiskan" aku membalas dengan respon yg positif pula. Dia mengirim pesan lagi "Bisakah kita bertemu lagi? Aku ingin mengasih sebuah surprise?" lagi-lagi aku membalas pesan dengan penuh antusias. 

Waktunya tiba, dia menutup mataku sembari menuntunku ke sebuah tempat, aku tidak menduga bisa dekat dengan lawan jenis yg romantis seperti ini. "Oke kita sudah sampai, buka dong tutup matanya" Pas aku membuka penutup mata aku shock memelototi sosok yg berbadan besar! "Maaf aku berbohong, semua ini ku lakukan hanya ingin menjadikan mu sebuah tumbal.. aku bisa sampai ke titik ini semua berkat persugihan" What should i do? I can't say the word, in deep i just let it flowin' because this is my fault too. In the end thats monster so big, so far watch him, i can't see that face. Di sekitar ku tempatnya sangat gelap dan banyak pohon-pohon rindang, di fikiran ku sekarang hanyalah sebuah perasaan takut yg menggebuh-gebuh. Ya sudahlah, salah sendiri dengan mudahnya percaya dengan orang yg baru saja ku kenal, melihat dia entah sedang membaca apa aku hanya menutup mata ku pasrah dengan semua yg akan terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar